Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Festival Petani Milenial
Chief Community Development CV Agradaya, Ganang Aziz Nurhuda saat mengikuti Webinar: Cipta Pertanian Berkelanjutan Bersama Pemuda, Festival Petani Milenial, Kamis (28/10).

Agradaya Kembangkan Biofarmaka Empon-Empon Petani Kulonprogo



Berita Baru, Jakarta –  Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang biofarmaka , CV Agradaya terus berupaya melibat petani mitra di desa-desa di Yogyakarta untuk mengembangkan tanaman rimpang atau empon-empon.

Chief Community Development CV Agradaya, Ganang Aziz Nurhuda mengatakan bahwa pihaknya mencoba hadir untuk melihat potensi desa, khususnya di daerah Kulonprogo, tersebut.

“Yang mana oleh petani, ditanam dengan konsep agroforestry, tanaman empon-empon selama ini hanya dimanfaatkan sebagai tanaman sela,” Kata Ganang Aziz Nurhuda, dalam Webinar festival Petani Milenial, Kamis (28/10).

Webinar  tersebut bertajuk “Cipta Pertanian Berkelanjutan Bersama Pemuda”. Diselenggarakan oleh TAF dan PUPUK Surabaya dengan didukung mitra-mitranya serta Beritabaru.co sebagai media patner.

Ganang mengungkap, biofarmaka empon-empon yang memiliki potensi untuk meningkatkan ekonomi petani itu kurang dimanfaatkan secara maksimal.

“Hanya sebatas dijual dalam bentuk basah. Kemudian disana, rantai distribusi cukup panjang juga antara petani sampai konsumen akhir margi-nya cukup besar,” tuturnya.

Selain itu, kata Ganang, petani dihadapkan dengan permasalahan akses alat produksi, tidak bisa menentukan harga sendiri. ”Selama ini harga panen mereka ditentukan oleh tengkulak,” ujarnya.

Tidak hanya itu, yang menjadi tantangan di masyarakat adalah pertanian yang berkelanjutan. “Agradaya melihat keberlanjutan itu bagaimana pertanian bisa dilaksanakan secara alami,” ungkap Ganang.

Dengan melihat adanya potensi dan tren konsumsi di market produk turunan yang natural sangat tinggi, Agradaya, kata Ganang, mencoba menjembatani petani.

Salah satu yang dilakukan Agradaya, lanjutnya, adalah dengan memanfaatkan teknologi terbarukan. “Sukses pasca panen dengan pendekatan pengeringan secara alami,” sambungnya.

Dengan mengajak petani melihat potensi ekonomi dari tanaman empon-empon itu, Agradaya mengajak masyarakat untuk memproses lebih lanjut .

“Dari situ kami mencoba untuk meningkatkan nilai tambah dari produk biofarmaka dengan mengajak petani untuk memproses lebih lanjut dengan proses pengeringan,” ujarnya.

Ganang menyebut, langkah yang dilakukan Agradaya cukup berhasil. “Ketika kami bertemu petani, kami dapat memotong rantai pasok dan kami bisa berkegiatan dengan petani untuk meningkatkan nilai tambah hasil panen mereka,” tukasnya.