BNPB Apresiasi LeaN On Dalam Membantu Kelompok Marginal Hadapi COVID-19
Berita Baru, Jakarta – Direktur Pengembangan Strategi Penanggulangan Bencana (PSPB) BNPB, Agus Wibowo menekankan bahwa pemodelan komunikasi risiko bencana inklusif yang telah dilakukan LeaN On by INVEST DM menjadi masukan yang memperkaya Direktorat PSPB BNPB dalam pengembangan strategi penanggulangan bencana maupun upaya pengarusutamaan gender di BNPB.
“Jadi LeaN On, secara prinsip, ini melakukan yang kita sebut sebagai komunikasi publik kepada masyarakat. Jadi lebih 162 ribu masyarakat rentang dan termarjinalkan terwakili, teredukasi dan terdampingi. Ini salah satu target, dan kita sangat senang, karena dibantu LeaN On dari Mercy Corps Indonesia yang membantu kita,” kata Agus Wibowo, dalam acara diseminasi dan press briefing bertajuk Sinergi dan Pelibatan Aktif Kelompok Rentan Termarginalkan untuk Komunikasi Risiko dan Perlindungan Pandemi yang Setara secara daring, Selasa (10/8).
Program LeaN On (Leaving No One behind) merupakan sebuah inisiatif respon pandemi yang digagas oleh program INVEST DM dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk menyebarluaskan aspirasi kesetaraan dalam strategi dan komunikasi risiko pandemi.
“Siklus pembelajaran dan strategi dari LeaN On, tentunya kita bisa lihat, ada rencana (plan), aksi (action), evaluasi (evaluate) dan refleksi (reflection), lalu berputar lagi hingga mendapatkan suatu cara yang lebih baik lagi, lebih improve, dan makin lama makin baik,” jelasnya.
Dalam perjalanannya, program yang didukung oleh USAID Indonesia melalui Program MAJu ini telah mengedukasi 162 ribu masyarakat dari kelompok rentan dan termarjinalkan di 30 kabupaten dan kota tentang kesadaran pentingnya 3T, 3M, dan vaksinasi terpadu.
“LeaN On melakukan kegiatan-kegiatan di tempat tersebut tentunya ada target-target. Karena memang daerah tersebut adalah daerah-daerah yang resiko cukup tinggi COVID-19 salah satunya dan kita melibatkan banyak organisasi organisasi yang terlibat dalam pekerjaan ini ada Human Initiative, ASB, Thisable, CISDI dan sebagainya,” ujarnya.
Doktor lulusan bidang Teknologi Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan ITS Surabaya itu juga mengapresiasi inisiatif dan kinerja LeaN On selama setahun ini lantaran mereka terjun langsung di masyarakat, khususnya kelompok rentan dan termarjinalkan.
“Ini [Program Lean On], saya kira metode yang cukup bagus dan yang langsung datang ke masyarakat. Dan seperti yang saya sampaikan tadi, saya pernah mendengar di rapat bahwa ada ahli antropologi di Indonesia yang mengatakan bahwa metode yang paling efisien untuk mengadakan edukasi adalah dengan cara bertemu langsung atau head to head,” imbuh Agus Wibowo.
Pengampu Program Lean On itu juga menggaris bawahi bahwa strategi dan metode yang dilakukan LeaN On merupakan strategi yang efektif untuk mengurai dampak dari COVID-19 yang sedang kita hadapi sekarang ini.
“Seperti hasil survei awal hingga akhir, terlihat bahwa seluruh informasi yang disampaikan LeaN On sampai kepada masyarakat. Walaupun tidak 100%, ada beberapa yang tidak mengikuti, tapi secara prinsip hampir 90% informasi yang disampaikan para promotor LeaN On sampai kepada target atau sasaran sehingga dapat mengurai dampak dari COVID-19 yang sedang kita hadapi sekarang ini,” pungkasnya.