Beritabaru.co Dapatkan aplikasi di Play Store

 Berita

 Network

 Partner

Ilustrasi.Ist Foto/BBC

Opini: Pohon ‘Kolonisasi’



Oleh : Arif Radigusman

Pada tahun 1901 pemerintahan Belanda, menggulirkan program Trias Van Deventer di wilayah-wilayah jajahannya terutama wilayah Hindia Belanda. Program ini berisi tentang tiga kebijakan pemerintah Belanda yaitu; transmigrasi/kolonisasi, pendidikan, dan irigasi.

Beberapa wilayah bentukan pemerintah Hindia Belanda kala itu terlihat memiliki ciri, karakteristik serta pola infrastruktur yang relatif sama, baik itu di pulau Jawa, Sumatera ataupun Kalimantan, serta daerah lainnya. Kolonisasi merupakan program selayaknya transmigrasi yang dilaksanakan pemerintah Hindia Belanda, yaitu memindahkan sekelompok orang dari daerah dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi ke daerah baru dengan tujuan memecah kepadatan penduduk sekaligus menggali potensi dan sumber-sumber daya alam baru di berbagai wilayah tersebut.

Kota Metro merupakan salah satu daerah kolonisasi Hindia Belanda yang dilaksanakan mulai sekitar tahun 1936 dengan sebutan kolonisasi Gedung Dalem. Program kolonisasi ini dilaksanakan berbarengan dengan program pendidikan dan pembangunan saluran-saluran irigasi untuk kepentingan pemenuhan kebutuhan sektor pertanian/pangan. Meskipun dalam pelaksanaannya pendidikan hanya diperuntukkan bagi anak dan orang-orang tertentu saja. Sampai pada akhirnya wilayah kolonisasi Gedung Dalem berkembang sangat pesat dan selanjutnya diberi nama Metro. Nama Metro sendiri menurut beberapa sumber berasal dari bahasa Jawa ‘Mitro‘ yang artinya mitra/teman, sedangkan menurut beberapa sumber lain ada yang menyebutkan berasal dari Bahasa Belanda ‘Metrem‘ yang berarti pusat.

Salah satu ciri pola ruang penataan daerah kolonisasi pemerintah Hindia Belanda adalah banyaknya ruas jalan yang membentuk pola jaring dengan banyak persimpangan/perempatan jalan yang dapat dengan mudah mengurai kemacetan. Selain itu lokasi-lokasi pusat pemerintahan, kegiatan ekonomi dan ruang publik/alun-alun, terintegrasi dalam sebuah kawasan yang saling menopang. Ciri selanjutnya adalah penataan ruas jalan utama dengan deretan pohon-pohon sebagai aksesories dan jalur hijau sebuah wilayah.

Kota Metro patut bersyukur, karena sampai dengan hari ini salah satu ciri khas peninggalan jaman kolonisasi yaitu jalur hijau “Mahoni” masih relatif baik terjaga keberadaannya. Beberapa daerah kolonisasi lain yang sebelumnya memiliki jalur hijau yang sama dengan Metro, kondisinya saat ini relatif tidak lebih baik. Kondisi ini jelas merupakan kebanggaan warga masyarakat kota Metro. Pohon Mahoni (Swiatenis mahagoni) adalah jenis pohon dengan kemampuang menyerap polutan udara sangat baik, Keberadaan jalur hijau Jl. AH. Nasution yang dihiasi deretan pohon Mahoni peninggalan masa kolonisasi Hindia Belanda menjadi ciri khas dan identitas kota. Menurut data yang kami himpun, bahwa jumlah pohon Mahoni di ruas Jl. AH. Nasution pada tahun 2020 terdapat 163 batang. Sedangkan pantauan terakhir di bulan juli 2021 ini terhitung berjumlah 159 batang, artinya telah berkurang 4 batang. Berbeda kondisinya pada ruas Jl. Jend. Sudirman kota Metro saat ini, jumlah pohon Mahoni sudah sejak lama tersisa tinggal sepuluh batang saja.

Dari beberapa informasi yang kami dapat, bahwa pohon-pohon Mahoni di kota Metro itu ditanam sekitar tahun 1940. Artinya bahwa pohon-pohon itu telah berumur lebih dari 80 tahun, melebihi satu generasi kehidupan manusia. Hasil pengamatan di lapangan saat ini, bahwa rata-rata ukuran batang pohon Mahoni tersebut diameternya mencapai 1,5-2 m , dengan lingkar batang bawah mencapai 4-4,5 m dan ketinggain sekitar 15-20 m.

Harus kita pahami bahwa pohon sejatinya adalah penopang kehidupan manusia. Seperti kita ketahui bahwa selain berfungsi sebagai perindang dan penyejuk suhu udara kota , pohon secara ekologi juga berfungsi menjaga kualitas udara karena mampu menyerap partikel-partikel udara yang mengotori udara. Selain daripada itu kemampuan pohon menghasilkan oksigen menjadi sangat penting bagi kenyamanan warga dan masyarakat. Fungsi pohon selanjutnya adalah fungsi estetika yang merupakan fungsi dalam hal keindahan serta identitas kota . sehingga, hal ini sudah selayaknya menjadi perhatian kita semua, bahwa sebuah identitas kota merupakan kebanggaan yang harus terus dijaga dan dilestarikan.

Kita semua dapat berperan aktif dalam menjaga dan melestarikan pohon Mahoni Kolonisasi sebagai identitas kota Metro ini. Semua fihak termasuk pemerintah, swasta dan masyarakat sudah waktunya mempunyai pemahaman yang sama, tentang arti penting dan tujuan mempertahankan deretan pohon-pohon Mahoni ini.

Pemerintah kota Metro dengan sarana dan prasarana pemeliharaan ruang terbuka hijaunya harus dapat meminimalisir resiko pertumbuhan pohon dengan terus melalukan pemantauan dan pemangkasan daham-dahan yang terlihat tidak prporsional atau membahayakan pengguna jalan. Hal ini dapat memberi rasa kenyamanan bagi pengguna jalan dan warga sekitar. Selain daripada itu warga masyarakat juga harus terus diberi pemahaman tentang manfaat dan pentingnya keberadaan pohon bagi kehidupan kita. Sehingga masyarakat di sekitar pohon Mahoni nantinya dapat turut menjaga dan memelihara keberadaan pohon-pohon tersebut. Pihak swasta juga dapat turut memelihara pohon-pohon Mahoni tersebut dengan cara tidak memasang iklan/reklame di batang pohon tersebut, atau mungkin dengan kegiatan kegiatan sosialisasi tentang pohon Mahoni “kolonisasi” sebagai identitas kota Metro.

Ke depan, sudah saatnya masyarakat mengetahui peraturan dan ketentuan dalam regulasi daerah yang mengatur khusus tentang keberadaan pohon Mahoni “Kolonisasi” di kota Metro. Regulasi ini menjadi penting sebagai salah satu upaya pengendalian, pencegahan dan mempertahankan manfaat serta fungsi dari pohon-pohon Mahoni “Kolonisasi” agar tetap menjadi identitas kota Metro yang membanggakan. Berbagai upaya pelestarian ini harus segera dan terus kita lakukan bersama-sama sesuai dengan peran dan kewenangan masing-masing. Kalau tidak, bukan tidak mungkin, anak cucu kita nanti hanya dapat melihat Pohon Mahoni “kolonisasi” kota Metro melalui gambar/foto dan cerita saja. salam lestari. (wattu).